Rangkaian Hari Raya Galungan
Hari Raya Galungan |
Kemudian ada Sugihan Bali, yang disebutkan menyucikan diri sendiri (menyucikan badan jasmani kita masing-masing). Dalam bahasa Sansekerta, kata Bali artinya kekuatan yang ada dalam diri kita, dan itulah yang disucikan. Sugihan Bali dilaksanakan pada Jumat Kliwon wuku Sungsang.
Hari Minggu (redite ) paing wuku Dungulan, diceritakan Sang Kala Tiga Wisesa turun mengganggu manusia, maka dianjurkan untuk mendiamkan pikiran agar tidak dimasuki oleh Butha Galungan (Anyekung Jnana). Orang yang pikirannya suci tidak akan dimasuki oleh Butha Galungan.
Pada hari senin pon wuku dungulan, dua hari sebelum galungan, disebut Penyajaan Galungan, pada hari ini orang yang memahami Yoga dan Semadhi melakukan pemujaan. Penyajaan berasal dari kata "Saja", yang artinya kesungguhan hati untuk menyambut Galungan dan Kuningan. Masyarakat mewujudkan dengan membuat jajan atau penganan.
Pada anggara (selasa) wage wuku dungulan, disebut Penampahan Galungan, hari ini dianggap sebagai hari untuk mengalahkan Butha Galungan, dengan upacara pokok yaitu membuat banten Byakala. Masyarakat kebanyakan padahari ini menyembelih babi sebagai binatang korban. Makna sesungguhnya adalah membunuh atau mengendalikan sifat-sifat kebinatangan yang ada pada diri kita.
Kemudian pada Budha (rabu) kliwon wuku dungulan, adalah Hari Raya Galungan, yaitu hari kemenangan Dharma melawan Adharma. Baca makna hari raya Galungan.
Perayaan hari raya Galungan, tidak dapat dilepaskan dari keberadaan penjor yang merupakan simbol dari Gunung, yang memberikan keselamatan dan kesejahtraan. Penjor dibuat dari sebatang bambu yang ujungnya melengkung, dan dihias dengan daun kelapa yang masih muda (janur). Biasanya di pasang di depan rumah, sanggah dan lengkungan penjor menghadap ke jalan.
Keesokan harinya, pada kamis umanis wuku dungulan, dinamakan hari Manis Galungan, hari ini umat mengenang betapa indahnya kemenangan Dharma. Biasanya masyarakat mewujudkan dengan mengunjungi tempat-tempat yang panoramanya indah, dan juga mengunjungi saudara dan keluarga.
Hari berikutnya , pada sabtu pon wuku dungulan, dinamakan hari Pemaridan Guru, hari ini dilambangkan Dewata kembali ke Sorga dan meninggalkan anugerah yaitu hidup sehat panjang umur.
Hari jumat wage kuningan disebut Penampahan Kuningan, hari ini hanya dianjurkan untuk melakukan kegiatan rohani untuk melenyapkan kekotoran pikiran. Pada Lontar Sundarigam tidak disebutkan upacara yang meski dilakukan.
Sabtu kliwon wuku kuningan, disebut Hari raya Kuningan, dalam Lontar Sundarigama disebutkan upacara menghaturkan sesaji pada hari ini hendaknya dilakukan pada pagi hari, hindari melakukan upacara lewat dari tengah hari, karena pada tengah hari para Dewata dan Dewa Pitara diceritakan kembali ke Swarga, atau Sorga.
Demikianlah rangkaian kegiatan yang dilakukan, sebelum dan setelah Galungan, semoga artikel ini bermanfaat untuk Anda.
sumber: www.hindubatam.com
Maaf, darimana sumbernya kalau Sugihan Bali dilaksanakan pada Redite (minggu) paing wuku dungulan? Setahu saya Sugihan Bali dilaksanakan pada Jumat Kliwon wuku Sungsang.
BalasHapusTerima Kasih atas komentarnya, Anda benar sekali Sugihan Bali dilaksanakan pada Jumat Kliwon wuku Sungsang, tapi Saya telah salah ketik yang menyebabkan ada salah informasi,,saya telah memperbaikinya,,sekali lagi terima kasih, masukan Anda sangat bermanfaat bagi saya..
BalasHapusnice info. thx
BalasHapusGede Anjastara_suksme atas kunjungannya...
BalasHapus