Sebuah Cerita Tentang Dokar / Delman

Dokar/Delman-Sebelum saya membahas tentang dokar/delman, saya ingin bercerita sedikit tentang pengalaman saya sendiri tentang benda yang satu ini. Beberapa waktu lalu saya lewat di salah satu desa tetangga, dan saat itu saya melihat satu benda yang menarik perhatian saya dan membuat pikiran melayang ke masa lalu saat masih kecil kira-kira masih duduk dibangku sekolah dasar. Saat itu kalau ke kota saya dan juga adik saya sering diajak oleh ayah dan ibu naik dokar/delman dari pasar Banjar menuju jalan utama Seririt-Singaraja. Tidak tahu kenapa waktu itu selalu naik dokar untuk menuju jalan utama, mungkin karena ongkosnya murah atau bagaimana yang jelas kami senang sekali naik sarana transpotasi yang satu ini.
Dokar/delman
Foto dokar yang saya jumpai
Seperti lagu Pada Hari Minggu, selama dalam perjalanan saya sangat suka memperhatikan cara pak kusir memacu kudanya agar mau jalan dan berhenti ditempat yang diinginkan, kudanya memakai penutup mata disamping mata kanan dan kiri, tujuannya agar pandangan si kuda itu fokus ke depan jadi tidak terganggu oleh objek yang ada disampingnya.

Pengertian Dokar atau Delman
Dokar/delman adalah sebuah sarana transportasi tradisional yang beroda dua dan tidak menggunakan mesin, jadi menggunakan kuda untuk menggerakkan / menarik dokar tersebut agar bisa berjalan. Biasanya ada tempat duduk memanjang di depan dan dibelakangnya ada dua tempat duduk yang posisinya menyamping dan berhadap-hadapan. Di beberapa daerah ada beberapa nama dan jenis kendaraan yang satu ini, diantaranya : delman, andong, bendi, kahar, cidomo, nayor dan lain-lain. Seiring perkembangan pada waktu itu ada juga yang menggunakan empat roda. Ada yang menggunakan roda mobil dan ada juga yang menggunakan kayu sebagai rodanya. Peengemudinya disebut Kusir.

Istilah Dokar diyakini berasal dari Bahasa Inggris yaitu Dog Car, padahal penariknya bukan anjing tetapi kuda, dan penamaan delman berasal dari penemunya yaitu Ir. Charles Theodore Deeleman yang merupakan seorang insinyur pada jaman Hindia Belanda. Salah satu kekurangan dokar adalah kuda yang merupakan penarik dokar itu sendiri sering sekali buang kotoran disembarang tempat, jadi merusak pemandangan.

Di masa sekarang ini sudah sangat jarang kita temukan dokar karena seiring perkembangan jaman, teknologi sudah semakin canggih, kendaraan seperti dokar jarang sekali digunakan karena sekarang sudah ada mobil dengan berbagai fitur yang canggih dan juga sepeda motor. Mungkin dokar/delman masih bisa kita jumpai dibeberapa tempat di Indonesia, tetapi hanya sebagai sarana penunjang Pariwisata saja.


Komentar

Postingan Populer